Jumat, 17 Juni 2011

Peringkat Unair Meningkat di Kancah Asia

(08/6)Performa Universitas Airlangga sebagai universitas kelas dunia semakin menanjak. Setelah berhasil menduduki posisi 109 dalam 200 Top Asian Universities versi QS pada tahun 2009, maka posisi itu terdongkrak ke ranking 86 yang baru saja diumumkan sebagai hasil penilaian performa tahun 2010. Dengan demikian, melalui hasil tersebut, Universitas Airlangga menduduki posisi ke 3 terbaik universitas di Indonesia setelah Universitas Indonesia (ranking 50 Asia) dan Universitas Gadjah Mada (ranking 80 Asia). Ranking Unair berada di atas Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Menurut Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Unair Tjitjik Sri Tjahjandarie, Dra., Ph.D., Universitas Airlangga memang melakukan perbaikan kinerja yang dimulai dari input berupa  mahasiswa, serta perbaikan proses untuk meningkatkan target output. Kinerja itulah yang selanjutnya mendapatkan pengakuan dunia internasional. “Pemeringkatan bukan menjadi tujuan utama kami, namun perbaikan kinerja yang menghasilkan peningkatan performa terbukti mendapatkan pengakuan,” tegasnya. Oleh sebab itu sivitas akademika Universitas Airlangga akan terus melakukan  continous improvement dan memperbaiki performa Unair di masa mendatang, ujar Tjitjik lebih lanjut. 

Terdapat paling sedikit 5 kriteria yang dinilai untuk menetapkan peringkat universitas versi QS, yaitu academic peer review, employer review, citation per faculty, faculty student ratio, international faculty dan international student, sementara pada saat ini kekuatan Unair terletak pada bidang life sciences dan bio medicines

Academic peer review adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak QS melalui survey on line kepada 180.000 responden yang didapat melalui data base the World Scientific dan International Book Information Service. “Dengan demikian, penilaian ini tidak dapat direkayasa karena dilaksanakan sendiri oleh pihak QS,” kata Tjitjik.
Hal yang sama berlaku untuk employer review yang dilakukan melalui survey terhadap perusahaan  pengguna lulusan Unair.

Investasi Infrastruktur
Penilaian terhadap aktivitas international faculty dan international student terutama berkaitan dengan peningkatan program mobilitas mahasiswa dan staf pengajar Unair ke luar Indonesia. Pada saat ini belum terdapat banyak mahasiswa asing yang berkuliah di Unair, namun jumlah mahasiswa dan staf pengajar Unair yang pergi ke luar negeri meningkat. Peningkatan secara tajam terutama terjadi melalui keberhasilan Unair dalam memperoleh Program Erasmus Mundus, yaitu yang memberikan kesempatan dosen dari luar negeri mengajar di Unair dan sebaliknya. “Program Erasmus Mundus telah mengakselerasi mobilitas staf dan mahasiswa,” jelas Prof. Ni Dr. Nyoman Tripuspaningsih, Dra., M.Si., selaku Direktur Pendidikan Unair. 

Investasi infra struktur berupa pembangunan Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi telah menghantarkan Unair mencapai posisi yang menonjol. Ke dua rumah sakit tersebut sudah akan mulai beroperasi secara resmi pada akhir tahun 2011. (humas_ua)

Rumah Sakit Universitas Airlangga; Rumah Sakit yang Ada di Hati Masyarakat

(14/6) Setelah menanti selama empat tahun sejak pertama kali dipancangkan tiang pembangunan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) pada tahun 2007, akhirnya Rumah Sakit Universitas Airlangga dibuka secara resmi oleh Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh yang turut hadir dalam soft opening RSUA mengatakan, RSUA merupakan komitmen Universitas Airlangga untuk memberi yang terbaik bagi bangsa. Nuh berharap dengan adanya RSUA ini, Indonesia mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.

Rumah sakit yang memiliki luas total 40.000 m² dan terdiri dari 8 lantai ini, sedianya akan menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur yang dimiliki oleh universitas. Hingga kini RSUA masih menjadi rumah sakit percontohan bagi universitas lain yang berencana mengembangkan rumah sakit di lingkungan civitas akademika. Karena berada di bawah naungan universitas maka tujuan utama pendirian RSUA adalah untuk mendukung penelitian dan pendidikan atau sarana praktik bagi calon-calon tenaga medis yang mengenyam pendidikan di Universitas Airlangga. Namun, tidak berhenti pada rumah sakit pendidikan saja, RSUA diharapkan juga menjadi salah satu rumah sakit yang menjadi kepercayaan masyarakat. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Direktur Utama RSUA Prof. H. Muh. Dikman Angsar dr. Sp. OG (k).

”Ke depannya RSUA harus mampu menjadi rumah sakit yang ada di hati masyarakat,” kata Prof. Dikman. Untuk itu, RSUA dalam melakukan penanganan kesehatan juga akan lebih mengedepankan budaya ketimuran. Dokter dan tenaga kesehatan di RSUA diharapkan melayani dengan hati, dan lebih peduli dengan pasien. Dokter memiliki kuasa atas pasien, karenanya semua perkataan dokter akan didengarkan dan dipatuhi oleh pasien. Karena itu, jangan sampai dokter sembarangan mendiagnosa dan mengesampingkan keluhan pasien.
”Budaya dan kultur lokal akan kami terapkan di sini. Kami mengedepankan self excellence seperti sopan santun dan kasih sayang dalam merawat pasien. Pokoknya, harus berbeda dengan rumah sakit-rumah sakit lain,” terang Prof. Dikman.

Untuk menuju visi yang seperti disampaikan Prof. Dikman tersebut, RSUA akan menyelaraskan standar profesi kesehatan. Tenaga kesehatan yang bertugas di RSUA semuanya diharapkan memenuhi standar keprofesian sesuai dengan aturan, misalnya perawat harus memiliki tingkat pendidikan S1.

Selain itu, RSUA juga akan melengkapi fasilitas kesehatan dengan alat-alat kesehatan yang didatangkan langsung dari Jerman. Ke depannya, manajemen RSUA tidak hanya bergantung pada kehadiran pasien rawat inap yang ada, tetapi juga akan memberikan pelayanan paripurna, sehingga tetap terbuka untuk masyarakat umum yang hendak memanfaatkan fasilitas yang ada di RSUA.

”Nantinya yang datang ke RSUA bukan hanya orang sakit saja, tapi orang sehat yang tidak ingin sakit,” ujar Prof. Dikman.

Dengan didukung fasilitas peralatan kesehatan yang prima, tenaga medis yang benar-benar ahli di bidangnya, serta biaya kesehatan yang kompetitif, tujuan RSUA menjadi rumah sakit yang ada di hati masyarakat harusnya mampu diwujudkan. Tentunya perlu waktu untuk membuktikan eksistensi dari RSUA itu sendiri. Hal ini harus dibarengi dengan proses edukasi masyarakat, bahwa di Indonesia bahkan Surabaya terdapat rumah sakit yang berkualitas dan dapat dipercaya layaknya di Singapura atau negara lainnya. (humas_ua)

 Sumber: www.unair.ac.id

Penandatangan MOU Kerjasama antara Universitas Airlangga Surabaya dengan Universiti Teknologi Mara Malaysia

(08/6) Penandatanganan kesepakatan antara Universitas Airlangga dan Universiti Teknologi Mara dialngsungkan pada Selasa (7/6 2011) di Gedung Manajemen Universitas Airlangga. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Vice Chancellor/Presiden Universiti Teknologi Mara, Dato’ Prof. Ir. Dr. Sahol Hamid Abu Bakar F.Asc., diterima oleh Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Fasich, Apt. beserta jajaran pejabat dari masing-masing fakultas yang ada di Universitas Airlangga. Pertemuan dilaksanakan di Ruang Sidang Pleno lantai 3.

Kerjasama (MoU) yang diresmikan meliputi kerjasama di berbagai bidang, meliputi pertukaran staf pengajar, peneliti, dan mahasiswa, merealisasikan publikasi jurnal akademik, membuat proyek penelitian bersama, serta menyelenggarakan berbaghai pertemuan lokakarya. Perjanjian kerjasama antara Universiti Mara Malaysia dengan Universitas Airlangga Surabaya ini mempunyai jangka waktu 3 tahun.

Banyak harapan positif yang muncul atas ditandatanganinya perjanjian antara kedua belah pihak tersebut, mengingat  kerjasama tersebut adalah antara dua negara serumpun. Ketua ITD (Institute of Tropical Diseases) Prof. Nasronudin menyatakan, bahwa beberapa waktu lalu terdapat 5 orang mahasiswa Universiti Tekonolgi MARA yang melakukan kerja magang di Unair.  Menurutnya, penelitian tentang penyakit menular, misalnya tuberkulosis, sedang dilaksanakan di ITD, dan semohga  ke depannya terdapat kerjasama mengenai studi  terhadap berbagai penyakit tropik infeksi.

Harapan positif tersebut disambut pula oleh Prof. Dr. Zaini Abdullah, dengan menyampaikan bahwa UiTM juga telah melakukan banyak aplikasi kerjasama terhadap riset-riset ilmiah. Jadi yang penting nanti ada kesepakatan bersama dulu melalui MoU resmi.
Selanjutnya, yang ditunggu adalah implementasi nyata dari penandatangan MOU tersebut. Diharapkan kesepakatan ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua belah Universitas, melainkan juga bagi dua Negara Indonesia dan Malaysia, dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. (humas_ua)

Kongres Pancasila III, Menjawab Persoalan Bangsa dan Negara

(14/6) Antusiasme masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai Pancasila sebagai sendi-sendi kehidupan sehari-hari tercermin dari Kongres Pancasila III. Kongres yang diadakan bersama oleh Universitas Airlangga, Universitas Gajahmada, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonsia (MPR-RI) bertempat di Aula Garuda Mukti Rektorat Universitas Airlangga (31/5-1/6) itu dipenuhi oleh peserta. Tercatat lebih dari 500 peserta dari berbagai lembaga, perguruan tinggi, daerah di Indonesia hadir di kongres ini.
Tampil memberikan keynote speech pada Kongres Pancasila III ini adalah Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR-RI. 

Dalam pembukaan kongres juga dipentas fragmen dokumenter oleh Teater Gajah Mada (TGM) Yogyakarta dengan tema:
”Sidang Dokuritzu Zyunbi Tyoosa Kay Ke-2 (BPUPKI) tanggal 15 Juli 1945”.
Ketua Panitia Kongres Pancasila III, Adjar Tri Harsono mengatakan bahwa pelaksanaan kongres ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan-tantangan atas realita persoalan yang terjadi akhir-akhir ini, yang dinilai bisa membahayakan terhadap kelestarian Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.

Di akhir kongres yang berlangsung selama dua hari ini, tercetus beberapa rumusan mengenai kondisi bangsa saat ini. Kongres menyatakan bahwa saat ini kondisi negara sedang gawat karena terjadi pembiaran terhadap Pancasila. Kegawatan tersebut dipicu oleh perubahan sistem norma setelah terjadi amandemen UUD 1945 sehingga di dalamnya hanya tersisa 25 pasal yang asli, sedangkan 174 pasal lain merupakan pasal baru. Hal itu menimbulkan kekacauan sistem kelembagaan, sehingga lembaga-lembaga tidak berfungsi secara optimal, terjadi mal fungsi dan disfungsi, dan dalam menjalankan tugasnya terjadi tumpah tindih serta penelantaran tugas. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga yang bisa melakukan pembudayaan ideologi. Lembaga tersebut juga mempunyai fungsi pendidikan, pengkajian Pancasila, dan kontrol kebijakan atas peraturan hukum yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila selain diajarkan sebagai mata pelajaran Pancasila yang mandiri juga harus diintegrasikan pada semua pelajaran yang disesuaikan dengan materi masing-masing, dengan cara yang sederhana, dan pada semua level pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Pendidikan Tinggi. Pembudayaan Pancasila juga bersifat wajib bagi penyelenggara negara, partai politik, masyarakat pers, dan dunia usaha, serta seluruh warga.

Untuk itu, kongres merekomendasikan segera dilakukannya pembudayaan Pancasila oleh seluruh penyelenggara negara dan warga negara. Karenanya, Presiden perlu segera membentuk lembaga Pembudayaan Pancasila dan UUD 1945.
Peserta kongres juga berkomitmen untuk mendorong tumbuhkembangnya komunitas, paguyuban, atau organisasi yang terajut dalam jaringan pembudayaan Pancasila secara nasional yang sistematis, sinergis, dan berkelanjutan. Peserta kongres juga akan membangun jaringan komunikasi pembudayaan Pancasila melalui pertemuan-pertemuan, mailinglist, website, facebook, twitter,  dan jejaring sosial lainnya. Hal ini dikembangkan dalam rangka memberikan berbagai informasi tentang kegiatan penelitian, model, metode, dan strategi pembudayaan Pancasila di seluruh Indonesia yang sesuai komunitas masing-masing. (humas_ua)

Tingkatkan Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Australia

Duta besar Australia untuk Indonesia, Mr. Greg Moriarty melakukan kunjungan kerja ke Universitas Airlangga , Senin (30/5) siang. Dalam pertemuan yang dihadiri pimpinan universitas dan fakultas tersebut, ia menyatakan keinginannya untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang penyelenggaraan kegiatan akademik yang berlangsung sampai saat ini. Dikatakannya, informasi tersebut diperlukan untuk menentukan langkah lanjutan bagi peningkatan kerjasama antara Universitas Airlangga dan berbagai perguruan tinggi di Australia.

Menurutnya, Universitas Airlangga telah menunjukkan peningkatan performa yang luar biasa sebagai sebuah perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dan di kancah internasional. Dengan memahami keunggulan yang dimiliki oleh fakultas dilingkungan Universitas Airlangga ini, maka kerjasama dengan pihak Australia diharapkan akan lebih terfokus dan membuahkan hasil yang optimal bagi pengembangan keilmuan. “ Kami perlu mengetahui keunggulan yang ada di Universitas Airlangga sebagai bahan untuk menetapkan langkah kolaborasi yang lebih intensif,” tegasnya.

Dalam penjelasannya, Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Fasich., Apt., menjelaskan tentang berbagai riset unggulan yang sedang dilaksanakan di fakultas dan pusat riset, yaitu yang terfokus pada penelitian penyakit infeksi tropik, obat bahan alam dan bio enzim. Kerjasama penelitian penyakit tropikinfeksi dengan University of Sydney telah ditindak lanjuti melalui penyelenggaraan sebuah pertemuan ilmiah yang membahas berbagai penyakit tropik infeksi pada April 2011 lalu. “ Bidang kesehatan adalah unggulan kami dan sudah didukung melalui berbagai penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Tropik Infeksi,” jelas rektor.

Pada saat ini, hampir semua fakultas dalam lingkungan Universitas Airlangga telah mengadakan kerjasama dengan berbagai fakultas di lingkungan Universitas Airlangga melalui program pertukaran mahasiswa dan staf pengajar, pendidikan pasca sarjana dan penelitian bersama. Melalui pertemuan tersebut disepakati untuk memperluas bentuk kerjasama , antara lain melalui program double degree.
Sebagai bagian dari program kerjasama dengan Indonesia, Pemerintah Australia merencanakan untuk meningkatkan alokasi anggaran pendidikan. Bagian terbesar anggaran itu akan dialokasikan untuk pengembangan pendidikan dasar, dan sisanya untuk pendidikan tinggi.

Hadir pada pertemuan tersebut pimpinan universitas, direktur, ketua badan, direktur program pasca sarjana dan dekan fakultas.

UNAIR Persembahkan Sejuta Blog untuk Guru Indonesia

Bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Universitas Airlangga kembali mempertegas misinya guna mendharmabaktikan keahliannya kepada masyarakat. Jumat (20/5) kemarin, Universitas Airlangga meluncurkan program Sejuta Blog untuk Guru
“Melalui program ini, Universitas Airlangga berharap mampu menyumbangkan peran bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia melalui pengembangan media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),” demikian ujar Wakil Rektor III Universitas Airlangga, Prof. Soetjipto, dr., MS,. Ph.D., saat meresmikan peluncuran program Sejuta Blog untuk Guru

Hadir dalam peluncuran program tersebut, Wakil Rektor III, Prof. Soetjipto, dr., MS,. Ph.D., Wakil Rektor I, Prof. Dr. Achmad Syahrani, Apt., Direktur SI, Dr. Soegianto Soelistiono, Ir.,, M.Si., Ketua Ikatan Guru Indoensia (IGI), Drs. Satria Dharma, Kabid Humas dan Protokol, Dr. Mangestuti, Apt., perwakilan guru Surabaya, para Wakil Dekan III dan pejabat Universitas, serta beberapa awak media. Dalam sambutannya, Wakil Rektor III UNAIR menyatakan, bahwa program ini diharapkan akan mampu memberi dampak luas bagi peningkatan komunikasi dan pemanfaatan media TIK sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Para guru se-Indonesia akan terhubung dalam sebuah media TIK yang sanggup menyibak keterbatasan jarak dan komunikasi yang selama ini menjadi salah satu kendala bagi para guru yang mengabdi di daerah terpencil. Kekuatan TIK yang disajikan, akan mampu memberi ruang bagi para guru, agar dapat bergerak dinamis bagi kemajuan anak didiknya. 

Dijelaskan oleh Direktur Sistem Informasi UNAIR, bahwa fasilitas yang ditawarkan untuk guru ini, bukan hanya sekedar Blog biasa. Melalui fitur yang disediakan, para guru se-Indonesia akan saling terhubung. “Dengan ini nanti, akan terjadi kolaborasi operasional antar guru se-Indonesia,” tandas Dr. Soegianto Soelistiono, Ir.,, M.Si., Direktur SI Universitas Airlangga.

Selain mudah cara mendaftarnya, jika sudah teregister, setiap guru akan dapat langsung menyapa guru lain yang terlihat online melalui direktori guru. Para guru juga akan dapat berdiskusi dengan guru di daerah lain, yang telah dikelompokkan dalam satu bidang ilmu. Tidak hanya itu, para guru juga akan dapat berkontribusi melalui bank soal, sekaligus melakukan download soal guna mendukung proses belajar mengajar di kelas.
Melalui media ini, para guru se-Indonesia akan dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dengan baik. Ke depan, program Sejuta Blog untuk Guru ini, diharapkan mampu mempersempit gap pengetahuan antara guru di daerah terpencil dengan para guru di daerah perkotaan. “Rekan guru di daerah terpencil, nantinya juga berpeluang untuk mengakses soal yang digunakan oleh para guru di perkotaan. Berikutnya, itu bisa dijadikan modal bagi guru tersebut untuk mengajar anak didiknya,” imbuh Dr. Soegianto.

Selaku Ketua IGI, Drs. Satria Dharma mengaku sempat kaget dan tidak menyangka, bahwa Web Blog yang diluncurkan UNAIR ini, hadir melebihi ekspektasinya. “Saya memberikan apresiasi kepada Universitas Airlangga yang telah membuat langkah maju bagi para guru. Sepengetahuan saya, belum ada Perguruan Tinggi yang kini mengerjakan apa yang telah diberikan oleh UNAIR ini,” demikian ungkap Drs. Satria Dharma.
Ketua IGI juga mengaku bahwa program Sejuta Blog untuk Guru yang diluncurkan UNAIR ini, sejalan dengan gerakan Guru Melek Internet (GMI) yang kini tengah dikerjakan olehnya. Drs. Satria Dharma berharap, agar Perguruan Tinggi juga bersedia memberikan workshop kepada para guru, khususnya yang berhubungan dengan keterampilan berbasis internet.      

Dalam peluncuran tersebut, salah seorang guru yang hadir dipersilakan untuk mencoba beberapa fasilitas yang disediakan melalui www.guru-indonesia.net. Disaksikan hadirin yang lain, Drs. Suwoto terlihat berhasil melakukan registrasi dan mencoba beberapa fitur pada Blog barunya. Bahkan kala itu, juga berhasil dicoba melakukan komunikasi langsung dengan salah seorang guru yang terlihat online. Di penghujung acara, Direktur SI juga berjanji, bahwa pihaknya akan memberikan reward bagi guru yang terbukti aktif dalam memanfaatkan keberadaan Web Blog ini.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | belt buckles